"SUKSESKAN RAKERCAB SERIKAT PEKERJA DPC RSPP, 25 S.D 26 OKTOBER 2016 ...............................................................24 NOPEMBER ..................................HUT SERIKAT PEKERJA PERTAMEDIKA KE 16"

Kamis, 14 Mei 2009

PKB BARU, PARADIGMA BARU



PKB BARU, PARADIGMA BARU
Oleh : Bpk. Hariri


Setelah lama menunggu, hampir setahun lebih penantian itu akhirnya sampai juga pada tujuannya. Dalam masa-masa penantian itu banyak diantara kita yang sudah hopless, apriori bahkan pesimis dengan harapan yang ada tinggallah harapan. Para pengurus yang dulu berapi-api dengan gaya dan emosinya mendadak lugu, tertunduk malu dan hanya bisa termenung dengan dagu ditopang kedua tangannya. Mereka hanya bisa termenung kenapa?.

Yah kita hanya bertanya kenapa dan mengapa hal ini terjadi? Kenapa kita tidak bisa berbuat banyak? Kenapa kita hanya bisa menunggu tanpa action yang jelas? Dan sampai kapan ini terjadi?. Dan selanjutnya muncul pernyataan Wah… manajemen sekarang kan orangnya…., manajemen sekarang mah ….. dan seterusnya. Karena memang Sejatinya kita (WKP) adalah mitra manajemen yang semestinya diposisikan sebagai institusi organisasi kemitraan yang independen yang dilindungi undang-undang perihal keberadaannya sekalipun para arsiteknya ada pekerja perusahaan yang bersangkutan. Undang-undang 13 dan Undang-undang 21 mengatur kemitraan antara serikat pekerja dan manajemen. Dimana yang namanya mitra posisinya sejajar dalam berunding sekalipun dalam struktural perusahaan, mereka adalah bawahannya (pekerjanya).

Tapi harapan itu masih ada…, ditengah-tengan kebuntuan itu ternyata masih ada harapan mana kala dilontarkannya ide pembentukan tim kecil sebagai tahap awal perundingan untuk membahas pokok-pokok bahasan PKB yang umum dan general. Bagaikan sepercik cahaya yang dilihat oleh orang yang sedang tersesat dalam gua yang gelap gulita. Cahaya itu langsung diburu dengan harapan bisa menemukan jalan keluar. Kalau bisa secepatnya ditemukan (lebih cepat lebih baik demikian JK dalam kampanyenya). Demikian hal nya dengan WKP ternyata harapan itu cukup mampu membangkitkan semangat untuk kembali pada rel perjuangan PKB.

Persiapan yang sudah dilakukan beberapa tahun silam kmbali direview. Dan selanjutnya kita siap berunding dengan segala konsep, benchmark, argumen dan berbekal tata perundang-undangan yang ada. Dalam maindset kami, Perundingan PKB adalah kemestian dan harus ada dan terjadi. Satu hal yang mesti digarisbawahi bahwa garis perjuangan WKP adalah jelas untuk kesejahteraan pekerja dengan mengedepankan intelektualitas. Artinya segala langkah yang ditempuh adalah berdasarkan rasio dan pertimbangan akal sehat kita dengan meminimalkan resiko dan mengedepankan dialogis. Sampai sejauh ini WKP belum menempuh langkah-langkah frontal meskipun hal ini biasa dilakukan oleh serikat pekerja pada umumnya tapi itu adalah alternatif yang terakhir manakala dialog dan kesepakatan sudah tidak dapat dicapai.

Menurut kami ide pembentukan tim kecil ini cukup brilliant dan merupakan salah satu alternative solusi dalam kebuntuan ini. Dengan belajar dari proses perundingan-perundingan PKB seblumnya. Perundingan alot dan sering sering berlarut-larut pada pasal-pasal yang tidak substansional ditambah lagi seringnya deadlock pada pasal-pasal krusial. Tugas dari tim kecil ini adalah menyepakati apa-apa yang bisa disepakati dan menunda hal-hal yang masih diperdebatkan. Setelah hasil kesepakatan tim kecil itu selesai dan diteruskan kepada pihak terkait barulah dijadwalkan perundingan PKB sebenarnya.

Dan sekali lagi kita masih harus menunggu dengan ketidak pastian pada waktu itu, ada suara bulan januari 2009, tapi sampai akhir bulan belum juga ada hingga datanglah merpati pos itu membawa surat ajakan berunding di bulan maret 2009. Seperti biasa laiknya sebuah perundingan kita harus menyepakati dulu tata tertibnya sehingga perundingan bisa berjalan dengan tertib dan lancar. Dan sekali lagi perdebatan alot dan sengit terjadi dalam menyepakati konsep perundingan tersebut bahkan deadlock. Sampai pada akhirnya kesepakatan ditunda pada hari H.

Pagi itu seluruh juru runding WKP serasa disambar petir di siang bolong bercampur semringah senyum kebahagian tatkala pola perundingannya berubah. Kenapa? Pada Perundingan PKB sebelumnya kita selalu terbagi menjadi 2 kubu. Sehingga dari awal sudah tersetting bahwa kita adalah dua kubu yang berlawanan yang sedang merundingkan suatu kesepakatan artinya boleh dikatakan pada saat itu kita dalam posisi bermusuhan. Yah! Kubu manjemen dan kubu pekerja. Tapi pada perundingan kali ini semua berubah 180 derajat. Setting tempat menjadi dua kubu tidak ada, yang ada adalah semua berbaur menjadi satu. Dan yang paling dahsyat adalah ucapan manajemen kita dalam hal ini diwakili oleh Bpk. Drg. HM. Arsyad, MM yang mengatakan bahwa pada perundingan PKB kali ini harap seluruh pekerja berbaur satu sama lain dan saat ini kita akan focus membahas PKB untuk mencari solusi yang menguntungkan pekerja dan tidak merugikan perusahaan dan bukan untuk beradu otot saling ngotot karena pada hakikatnya Kita juga adalah pekerja hanya saja amanah pekerjaannya sbagai manajemen (pihak owner).

Kata-kata terindah yang kami dengar ini sungguh menambah semangat kepada kami sehingga perundingan yang dijadwalkan 3 hari ternyata dapat diselesaikan dalam tempo 1 hari dan penandatangan kedua belah pihak pada keesokan harinya.

Paradigma “manajemen juga adalah pekerja adalah pekerja” merupakan suatu kemajuan, paradigma ini sangat komunikatif dan konstruktif dalam perundingan PKB dan dalam keseharian bekerja tentunya. Karena kalau pola fikirnya pekerja maka kita akan berusaha untuk senantiasa meningkatkan kinerja dan kita siap untuk dinikai kinerjanya sehingga kritik dan saran adalah suatu yang biasa. Dan apabila kinerjanya turun maka aka nada konsekwensi yang harus kita terima. Paradigma ini, juga sangat positif bagi pekerja lainnya terutama dilevel pelaksana. Minimal ada semangat kebersamaan dimana kita harus bersama-sama bekerja dengan giat untuk kemajuan perusahaan ini. Dana yang paling penting menurut saya adalah kastaisme, superiorisme dan konteks kekebalan terhadap peraturan yang selama ini diirikan oleh pekerja lain bisa dieliminir. Dan akan lebih baik hal ini diketahui oleh masyarakat RSPP seluruhnya untuk bersama-sama kita satukan langkah raih cita-cita.

Oleh karena itu wahai saudaraku sadarlah bahwa maju mundurnya suatu perusahaan ada ditangan kita, di tangan manajemen dan di tangana pekerjanya. Manajemen dengan fungsi-fungsinya adalah yang merencanakan dan mengkonsep program untuk menjalankan roda organisasi perusahaan ini dan kita pekerja adalah yang menjalankan ide dan konsep manajemen tersebut. Maka dari itu bekerjalah dengan baik sesuai dengan fungsinya masing-masing. Karena kerja keras dan apaun yang akan anda lakukan untuk perusahaan pada hari ini akan menentukan nasib RSPP di masa yang akan datang. Ingat eksistensi hari ini adalah buah perbuatan anda dimasa lampau. Dan PKB yang kita buat hendaknya menjadi dasar pijakan kita dalam bekerja dan menjalankan organisasi ini.

Dan bagaimana mungkin suatu ide/konsep bisa dijalankan oleh pekerja dengan baik manakala pekerjanya tidak sejahtera yang ada adalah pembebanan sehingga cepat atau lambat beban tersebut semakin bertambah sampai akhirnya keberatan dan stak berhenti sehingga kondisi ini akan memuncul suatu reaksi sampai kepada bentuk perlawanan. Oleh karenanya kesejahteraan pekerja itu penting untuk menopang laju organisasi perusahaan ini. Dan WKP berperan untuk mengontrol laju roda itu sehingga tetap berjalan simultan pada prosnya dengan baik. WKP tidak menghendaki sejahteraan sesaat tapi besok kita harus puasa dan kelaparan berlarut-larut karena harus berhemat. Yang kami inginkan adalah kesejahteraan yang langgeng. Oleh karenanya PKB yang kita buat senantiasa untuk kesejahteraan pekerja dan kemajuan perusahaan. Sehingga tidak ada kata perusahaan menjadi rugi karena WKP-nya membuat PKB yang merugikan perusahaan. Karena logikanya adalah kalau perusahaan rugi otomoatis pekerjanya pun akan rugi, Bukan begitu?.

Aa Gym pernah berceramah perihal konsep Manajemen Qolbu dengan 3M-nya. Bila kita ingin sukses maka “Mulailah dari diri kita sendiri, mulailah dari lingkungan sekitar kita dan mulailah dari yang kecil-kecil. Mari kita rubah paradigma lama kita. Mari kita maju bersama hilangkan kegundahan, kecurigaan. Mari kita bahu membahu membangun perusahaan ini dalam konteks kewajaran dan kekinian. Karena sesungguhnya suatu perusahaan akan sejahtera mana kala pekerjanya sejahtera dan pekerja akan sejahtera manakala perusahaannya sejahtera. So! Lets go to freedom..  (wkpnews/2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

P
P
S
R
C
P
D
P
K
W