MEMBANGUN
ANAK PERUSAHAAN PERTAMINA
(PT PERTAMINA BINA MEDIKA)
YANG SEHAT DAN MAJU *)
OLEH:
Dr.Dr.dr. Norman Zainal, SpOT.,M.Kes. **)
DEWAN PIMPINAN
PUSAT WADAH KOMUNIKASI PEKERJA (WKP)
/ SERIKAT
PEKERJA PT PERTAMEDIKA
JAKARTA
2015
___________________________________
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wrwb.
Memperingati
ulang tahun Wadah Komunikasi Pekerja (WKP) / Serikat Pekerja PT Pertamedika ke
14, Dewan Pimpinan Pusat Wadah Komunikasi Pekerja (WKP) / Serikat Pekerja PT
Pertamedika (DPP WKP Pertamedika), berupaya menyelenggarakan kegiatan yang
bersifat konstruktif bagi perkembangan PT Pertamedika. Kegiatan ini kami kemas
dalam dua presentasi lmiah yakni
presentasi medis dan presentasi manajerial.
Khusus presentasi ilmiah managerial, DPP WKP
Pertamedika dalam rapat DPP memutuskan untuk mempresentasikan dari sudut pandang
ilmu manajemen tentang pngelolaan PT Pertamedika. Berdasarkan berbagai
pertimbangan, terutama keinginan unuk memberikan masukan ilmiah bagi manajemen
PT Pertamedika, akhirnya presntasi ini kami beri judul “Membangun Anak
Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan Maju”.
Kami menyadari presentasi ini jauh dari sempurna, namun
berharap akan membuka diskusi lebih lanjut bagi seluruh stake-holders PT.
Pertamedika, terutama pekerja PT Pertamedika yang selalu berharap agar
perusahaan ini makin sehat dan maju.
Billahi taufiq wal hidayah,
wassalamualaikum wrwb,
DPP WKP
Pertamedika.
1.
Pendahuluan.
Wadah Komunikasi
Pekerja (WKP) / Serikat Pekerja PT Pertamedika merupakan mitra strategis dari
PT Pertamina Bina Medika. Oleh sebab itulah DPP WKP Pertamedika, dalam
memperingati hari ulang tahun yang ke 14 ini merasa perlu mengangkat topik
diskusi yang sangat strategis pula bagi kepentingan bersama.
“Membangun
Anak Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan Maju”, adalah topik
menarik yang kami pilih untuk kita renungkan bersama, karena perusahaan yang
sehat dan maju adalah dambaan bersama oleh seluruh stakeholders Pertamedika
baik oleh manajemen perusahaan, pemilik parusahaan dalam hal ini PT Pertamina,
maupun pekerja Pertamedika, serta suppliers dan terutama sekali pasien dan
masyarakat umum sebagai customers, juga perusahaan health insurance dan perusahaan-perusahaan
yang mempercayakan pengelolaaan kesehatan karyawan kepada PT Pertamedika.
PT
Pertamedika yang sehat dan maju secara tidak langsung juga menjadi harapan
Pemerintah Republik Indonesia, karena dapat menghambat lajunya masyarakat yang
belanja kesehatan keluar negeri sehingga pasar kesehatan dalam negeri menjadi
bergairah dan secara langsung dapat menghemat devisa. Kesemuanya itu akan
bermanfaat bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan.
2. Sejarah Pertamedika
Rumah Sakit Pertamina didirikan pada tahun 1967 atas
gagasan Dr. Ibnu Soetowo yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama
Pertamina. Rumah Sakit tersebut kemudian diresmikan pada tahun 1972 oleh
Presiden RI saat itu yaitu Jenderal Soeharto. Pada awal pendiriannya, Rumah
Sakit Pertamina hanya dikhususkan untuk melayani perawatan dan pengobatan
kesehatan pekerja Pertamina dan keluarganya. Seiring dengan waktu, menghadapi
dinamika perubahan di industri minyak dan gas nasional maupun global, Pertamina
melakukan upaya-upaya penataan seluruh aspek, yang dituangkan dalam
Restrukturisasi Pertamina secara menyeluruh.
Restrukturisasi tersebut kemudian menuntut kemandirian
sarana-sarana penunjang yang dimiliki Pertamina, mengingat bahwa Pertamina
hanya akan bergerak pada bisnis intinya saja yaitu pengelolaan sumber daya
minyak dan gas bumi, maka Pertamina melepaskan kegiatan-kegiatan yang tidak
secara langsung berhubungan dengan core businessnya.
Pertamina bersama Yayasan Tabungan Pegawai Pertamina
(berubah menjadi PT.Pertamina Saving Investment dan kemudian menjadi Pertamina
Dana Ventura) mendirikan anak perusahaan untuk mengelola kegiatan pelayanan
kesehatan berupa rumah sakit, poliklinik serta akademi keperawatan yang
dimilikinya dengan nama Perseroan Terbatas Rumah Sakit Pusat Pertamina
(disingkat PT.RSPP).
PT.RSPP didirikan berdasarkan Akta Nomor 30 tanggal 21
Oktober 1997 yang dibuat di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia di bawah Nomor. C2-18 HT 01.01. Th.98
tanggal 12 Januari 1998. Melalui RUPS-LB tanggal 17 April 2002 yang telah
dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan RUPS-LB No.17 tanggal 20 Mei 2002
dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM RI No. C-12195 HT.
01.04. Th. 2002 tanggal 4 Juli 2002, PT.RSPP berganti nama menjadi PT. Pertamina
Bina Medika (PT. Pertamedika).
Pertamedika diserahi tugas mengelola asset dan layanan
kesehatan oleh Pertamina atas; 6 (enam) buah Rumah Sakit (RS.Pusat Pertamina
Jakarta, RS. Pertamina Jaya Jakarta, RS. Pertamina Prabumulih, RS. Pertamina
Balikpapan, RS. Pertamina Cirebon, RS. Pertamina Tanjung, 19 (sembilan belas)
Poliklinik (Medical Centre) di wilayah Jabodetabek, sebuah Akademi Keperawatan
serta sebuah unit Manajemen Pengendalian Pemeliharaan Kesehatan (MPPK).
Pada tanggal 21 Oktober 2002, Pertamedika bekerjasama
dengan pihak swasta mengelola Pertamedika Hospital Tarakan (PHT) Kalimantan
Timur, pada tahun 2009 pengelolaannya dilakukan secara penuh oleh Pertamedika.
Akademi Keperawatan (Akper) Pertamedika yang didirikan
berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No.130/Kep/Diknakes/VI/1989 tanggal 15 Mei
1989 dikembangkan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Pertamedika
pada tahun 2008 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.25/D/0/2008
tanggal 13 Maret 2008.
3. Profil RS Pusat Pertamina Sebagai Unit
Terbesar
Lebih dari 43 tahun sejak berdirinya, tepatnya
diresmikan penggunaannya pada tanggal 6 Januari 1972, kami telah melalui jalan
panjang dan berliku, namun berkat dukungan semua pihak, kami dapat melalui
sampai titik kesuksesan saat ini. Berlokasi di strategis area perbisnisan
daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Berdiri diatas lahan seluas 31.420 m2
dan luas bangunan lebih dari 40.000 m2. Mudah dijangkau dari
berbagai tempat seJabodetabek, baik dengan transportasi umum ataupun dengan
kendaraan pribadi.
Terlebih lagi kami juga mempunyai fasilitas
Helipad (lapangan tempat pendaratan pesawat helikopter) untuk akomodasi kasus
darurat agar cepat ditangani, mengingat keadaan lalu lintas di kota Jakarta
yang sangat padat. Saat ini RSPP didukung oleh lebih dari 1000 orang tenaga
profesional, yang terdiri dari 77 dokter spesialis, 38 dokter umum, 569 staf
perawat kesehatan terlatih, 143 tenaga penunjang medis dan 304 personal non
medis.
Dalam upaya untuk memberikan layanan kesehatan
semaksimal mungkin, RSPP dilengkapi peralatan kedokteran yang modern dan
canggih, antara lain : Lithostar, CT Scan Multislice, Gamma Kamera, MRI,
Mammography, Linear Accelerator, ESMR (Extracorporeal
Shockwave Myocardial Revascularization), ESWT (Extracorporeal Shock Wave
Therapy) and Deep Penetrating Electro Magnetic Therapy dan lain-lain, staf
medis kami memberikan layanan dalam balutan sentuhan hangat kemanusiaan dan
personal di lingkungan yang penuh privasi, dari segalanya kami yang terbaik
untuk Anda.
4. Ekspektasi Pekerja PT Pertamedika.
Berasal
dari kata ex·pec·ta·tion noun \ˌek-ˌspek-ˈtā-shən\ : a
feeling or belief about how successful, good, etc., someone or something will
be (encyclopaedia britannica). Keyakinan bahwa kesuksesan ataupun kondisi
yang lebih baik akan diperoleh seseorang. Pada umumnya dalam bahasa Indonsia
ekspektasi adalah harapan besar yang di bebankan kepada orang lain atau sesuatu
apapun bentuknya, yang di anggap akan mampu membawa dampak yang baik atau lebih
baik.
Ekspektasi
atau harapan pekerja PT Pertamedika terhadap PT Pertamedika tidaklah terlalu
tinggi dan tidak muluk-muluk. Ekspektasi pekerja Pertamedika sebetulnya
cenderung realistis. Jika kita simak kembali sejarah berdirinya PT Pertamedika,
berasal dari RS Pusat Pertamina dan Unit Pelayanan Kesehatan Pertamina di
daerah, yang dibentuk menjadi PT. RSPP. Pada awalnya sebagian besar karyawannya
adalah pegawai Pertamina yang dipensiunkan dari Pertamina dan dianggkat sebagai
karyawan PT RSPP. Pada saat sosialisasi tersebut disajikan prospek penghasilan
karyawan PT RSPP, yang mana penawaran saat itu adalah penghasilan
karyawan PT RSPP lebih rendah yakni 80% dari penghasilan karyawan Pertamina,
namun diberikan kelaluasaan mengelola sendiri PT RSPP yang mandiri.
Diperkirakan
saat itu dengan penawaran tersebut karyawan Pertamina yang dialihkan menjadi
karyawan PT RSPP tidak akan berkurang penghasilannya. Atau dengan kata lain PT
RSPP diperkirakan mampu membayar gaji karyawan yang layak yang setara
Pertamina. Tentu saja perhitungan diatas melalui kajian mendalam dari Pertamina
dalam rangkan restrukturisasi Pertamina yang harus fokus dengan bisns inti.
Pada awalnya penghasilan karyawan PT RSPP dihitung berdasarkan gaji pokok 80%
dari karyawan Pertamina terlaksana dengan baik. Namun seiring dengan perjalanan
waktu, ternyata penghasilan karyawan Pertamina naik pesat, sementara penghasilan
karyawan PT RSPP yang sekarang jadi PT Pertamedika naik lambat, malah kalah
dengan laju inflasi. Kalau dibandingakan penghasilan karyawan PT Pertamedika
dengan karyawan PT Pertamina yang setara pendidikan dan masa kerjanya, mungkin
penghasilan pekerja PT Pertamedika hanya tinggal seperempat dari penghasilan
pekerja PT Pertamina. Pertanyaan besar karyawan adalah apa yang salah? Paling
tidak ada tiga kemungkinan, yakni: pertama, kajian Pertamina tenang pendirian
PT RSPP kurang sempurna. Kedua, Pengelolaaan dan kemapuan mengoperasionalkan PT
RSPP yang sekarang PT Pertamedika tidak sesuai harapan. Ketiga, PT Pertamina
berkembang sangat pesat.
Apapun
permasalahannya yang jelas pekerja Pertamedika yang merasakan akibatnya. Namun
demikian WKP Pertamedika tidaklah dalam mencari siapa salah dan siapa benar.
WKP Pertamedika selalu menjaga objektifitas dan berfikir positif, memutar otak
memeras keringat serta menahan ngantuk dan membanting ulang, bekerja keras,
kerja,kerja dan kerja. Ekspektasi pekerja akan sangat berpengaruh pada kinerja
pekerja. Pada kondisi tertentu ekspktasi dapat berbanding lurus dengan kinerja,
tergantung faktor lain yang berpengaruh. Namun secara umum ekspektasi pekerja
yang tinggi terhadap perusahaan akan menggairahkan dan meninggkatkan kinerja
pekerja. Sebaliknya jika ekspektasi pekerja terhadap prusahaan rendah maka
sangat menurunkan gairah bekerja, apalagi jika ekspektasinya sangat rendah
sampai tidak ada harapan, maka sangat membahayakan perusahaan.
Dalam
situasi dan kondisi seperti ini lah WKP Peramedika mempertegas peranannya
sebagai mitra strategis manajemen PT Pertamedika. Kami kembali menggemakan
ekspektasi atau harapan yang realistis yakni berharap dan berkeyakinan penuh
bahwa ekspektasi awal bahwa penghasilan dan kesejahteraan pekerja PT
Pertamedika berada di kisaran 80% dari penghasilan dan kesejahteraan karyawan
PT Pertamina, sangat layak diwujudkan. Dengan dikumandangkannya ekspektasi yang
realistis ini, kami berharap membawa beberapa manfaat, antara lain: pertama,
membangkitkan semangat pekerja yang saat ini terasa kendor dan apatis; kedua,
menumbuhkan semangat dan menjadi tantangan positif bagi manajemen yang saat ini
terkesan lamban dan cenderung bekerja normatif rutinitas karena telah berada
dizona nyaman; ketiga, membuka mata dan menarik perhatian PT Pertamina sebagai
owner yang selama ini bagi pekerja terkesan membiarkan dan terkadang seperti
menganak tirikan karena dibanding induknya PT Pertamedika terlalu kecil dan
kurus. Bagaimana mungkin PT Pertamedika bisa sehat dan maju jika induknya
sendiri kurang perhatian. Namun kami yakin dangan transformasi Pertamina dan
pergantian pucuk pimpinan PT Pertamina, semoga PT Pertamedika sebagai anak
perusahaan mendapat perhatian yang lebih baik.
Sebagai
wujud kepedulian kami terhadap ekspektasi dan harapan PT Pertamedika yang sehat
dan maju, maka pada tanggal 23 Januari 2015 kami telah mengirimkan surat kepada
Bapak Dirut Pertamina agar segera melakukan reformasi, reorganisasi dan
redefinisi serta revitalisasi PT Pertamedika, yang tembusannya secara
transparan kami sampaikan kepada Dirut Pertamedika dan Dewan Komisaris PT
Pertamdika. Kegiatan ini kami lakukan semata mata untuk tujuan mulia agar bisa
meraih peluang dan memenangkan persaingan bisnis dalam industri healthcare dan
perumah-sakitan dimasa datang, disamping itu kami juga yakin pemahaman yang
sama juga ada pada manajemen Pertamedika. Tidak berhenti dengan hanya sekedar
memohon perbaikan kepada owner, melalui paparan berikut kami sampaikan upaya
untuk mewujudkan ekspktasi yang realistis dari pekerja PT Pertamedika.
5. Konsep dan kerangka berfikir
Berdasarkan
ekspektasi pekerja yang realistik seperti disajikan sebelumnya yakni memproleh
penghasilan dan kesejahteraan sebesar 80% dari pekerja Pertamina, maka
lanjutannya adalah apa yang harus
dilakukan. Tidak ada cara yang lebih baik selain melakukan tinjauan
ilmiah. Kerangka berfikir ilmiah akan menuntun kita ke jalan yang benar. Maka
berikut ini kami sajikan konsep atau kerangka berfikir dalam bentuk skema
sebagai berikut:
Ekspektasi atau harapan pekerja Pertamedika serta outcome yang ingin dicapai sudah sangat jelas, sekarang bagaimana upaya ““Membangun Anak Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan Maju”. Bagan berikut ini mencoba menjelaskannya.
Prasyarat utama dalam “Membangun Anak Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan Maju” adalah sifat dan karakter yang baik, beruntung sekali PT Pertamina sebagai induk telah menanamkan sifat dan karakter yang baik ini yang dituangkan dalam bentuk GCG PT Pertamina dan Values PT Pertamina. Sudah selayaknya GCG dan Values Pertamina ini diturunkan secara “genetik” pada PT Pertamedika sebagai anak perusahaan.
Sementara
proses “Membangun Anak Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan
Maju” setidaknya memerlukan tuntunan dua buah model yakni business model dan
organization efectiveness model. Keduanya akan dipaparkan pada bagian berikut.
Sedangkan
out put dari proses yang dijalankan harus memenuhi dua kriteria, yakni sehat
dan maju. Indikator perusahaan haruslah dilihat dari beberapa aspek, yakni :
pertama aspek kuangan dengan berbagai indikator standar; aspek pelanggan dengan
indikator kepuasan pelanggan; aspek
pekerja dengan indikator kepuasan pekerja.
Terakhir
output yang diinginkan adalah PT
Pertamedika yang maju, setidaknya dapat dilihat dari: pertama, tingkat
penggunaan teknologi informasi manajemen; kedua, tingkat penggunaan teknologi
informasi dalam medical recording; ketiga, tingka penggunaan teknologi medis
terbaru; keempat, tingkat penggunaan obat obat yang rasional berbasis ilmiah.
6. Good Corporate Governance, prasyarat bagi
tercapainya anak Perusahaan Pertamina yang sehat dan maju.
Penerapan
prinsip-prinsip GCG akan meningkatkan citra dan kinerja Perusahaan serta
meningkatkan nilai Perusahaan bagi Pemegang Saham.
Tujuan penerapan GCG
adalah:
- Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan;
- Terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri;
- Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh Organ Perusahaan yang didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;
- Terlaksananya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders;
- Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang energi dan petrokimia.
Prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) adalah:
- Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan;
- Kemandirian
Keadaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
- Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif;
- Pertanggungjawaban
Kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat;
- Kewajaran
Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi
hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Values (Tata Nilai)
- Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari
benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan
integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
- Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional
maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya
sadar biaya dan menghargai kinerja.
- Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi
nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan
bangsa.
- Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)
Beorientasi pada kepentingan pelanggan,
dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
- Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi
komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
- Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang
profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen
dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
Persoalan
utama dari GCG dan Values Pertamina ini adalah pada aspek implementasi dan
keteladanan. Memberikan contah yang baik dari atasan akan mempercepat
pelaksanaannya. Sebaliknya jika dari atasan tidak ada komimen ang kuat apalagi
jika terkesan dilanggar, maka akan berakibat buruk bagi kelangsungan
perusahaan.
7. Bussiness Model Canvas (BMC), tools
terpilih untuk mencapai performa PT Pertamedika yang sehat dan maju.
Sebagai perusahaan tentulah PT Pertamedika memiliki business model,
walaupun sejujurnya DPP WKP Pertamedika belum pernah melihatnya . Banyak business
model yang dapat diadopsi dan digunakan. Kejelian memilih model bisnis ini
merupakan salah satu faktor keberhasilan banyak perusahaan akhir-akhir
ini. Pertimbangan lain dari pmbahasan business model untuk Pertamedika
ini adalah usia PT Pertamedika yang sudah masuk tahun ke 16, sehingga sangat
layak untuk dilakukan penysuaian sebagai adaptasi terhadap lingkungan eksternal
dan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat jauh berbeda dibanding 16
tahun yang lalu.
Kiranya tidaklah berlebihan jika kami mengusulkan agar PT Pertamedika
menggunakan business model yang relatif baru yakni Bussiness Model
Canvas (BMC) yang diformulasikan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur
ini.
Sejak munculnya praktik e-commerce, model bisnis menjadi salah
satu konsep yang paling menonjol diantara konsep-konsep manajemen yang lain.
Hadirnya e-commerce membuat para praktisi bisnis mengubah total model
bisnis lama menjadi model bisns baru yang lbih sesuai. Penybab utama
kepopuleran model bisnis adalah karena ditengarai banyak organisasi yang tumbuh
pesa karena kemampuanna menciptakan
model bisnis yang tepat. Dengan pendekatan kanvas, model bisnis bisa
ditampilkan dalam satu lembar kanvas yang berisi peta sembilan elemen. Karena
kesederhanaannya metode ini dapat mendorong sebanyak mungkin karyawan terlibat
dalam pengembangan model bisnis organisasinya.
Para akademisi menjelaskan pengertian model bisnis dalam tiga
kelompok. Pertama model bisnis sebagai
metode atau cara, model bisnis sebagai aspek dari komponen-komponennya dan
model bisnis sebagai strategi. Elemen BMC mencakup customer segment, value
preposition, channel, customer relationship, revenue stream, key resources, key
activities, key partnership, dan cost structure. Penysunan model ini dimulai dari customer
segment, diikuti dengan value preposition, channel, customer
relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partnership, dan
cost structure. Untuk mengembangkan
BMC, perusahaan dapat memulai dari memotret kondisi saat ini menggunakan SWOT
analysis. Hasil analisa dapat digunakan untuk merancang model perbaikan maupun
model masa depan.
Bagan dibawah adalah template dari
business model kanvas dari Osterwalder.
Elemen pertama dari BMC adalah customer segment, dalam
menjalankan roda bisnisnya perusahaan harus menetapkan siapa yang harus
dilayani. Segmen pelanggan yang harus dilayani bisa lebih dari satu tergantung
keinginan. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen lain dalam model
bisnis.

Elemen ketiga dalam BMB, yaitu Channels. Channels merupakan sarana bagi
organisasi untuk menyampaikan Value
Proposition kepada Costumer Segment yang dilayani. Channel berfungsi dalam beberapa tahapan mulai dari kesadaran
pelanggan sampai kepelayanan purna jual. Dua elemen lain yang harus
diperhitungkan secara cermat dalam membuat model Chennel adalah Value
Proposition dan ostumer Segment. Sebuah perusahaan konsultasi manajemen dan
operator telepon seluler sebagai contoh penetapan Channel yang kreatif.
Elemen keempat BMC yaitu Revenua Stream. Revenua Stream merupakan
komponen yang dianggap paling vital. Umumnya organisasi memperoleh pendapatan
dari pelanggan. Meskipun demikian banyak organisasi bisa membuka aliran masuk
pendapatan dari kantong bukan pelanggan langsung. Sebagai contoh organisasi ritel, jasa
pengelola jalan tol, dan media penciptaan aliran pendapatan secara kreatif.
Elemen kelima dari BMC yaitu Costumer Relationship, yatu cara
organisasi menjalin ikatan dengan pelanggannya. Perusahaan infrastruktur, jasa
transportasi darat, dan jasa hotel untuk menunjukkan bahwa model hubungan
dengan pelanggan perlu didesain secara kreatif.
Elemen keenam dari BMC, yaitu Key Activities. Key Activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat
menciptakan Proposi Nilai. Beberapa aktifitas perusahaan dapat jadi contoh
model Key Activitues seperti perusahaan
penyedia energi listrik dan manufaktur mobil di Indonesia.
Elemen ketujuh dar BMC, yaitu Key Resources. Key Resources adalah sumber daya milik organisasi yang digunakan
untuk mewujudkan proposi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia,
teknologi, peralatan, channel maupun brand.
Contohnya perusahaan penebangan yang fenomenal dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki untuk memberikan nilai yang dijanjikan kepada pelanggan
Elemen kedelapan yaitu Key Partnership. Key
Partnership merupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk
mewujudkan proposi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut.
Pemanfaatan Key Partnership oleh
perusahaan dapat bebentuk outsourcing,
joint venture, join operation, atau aliansi strategis. Misal kreativitas
mendesain model Key Partner pada perusahaan jasa perdagangan online dan ritel
besar.
Cost Structure, yang merupakan
elemen ke-9 dari BMC. Cost Structure adalah komposisi biaya untuk
mengoperasikan organisasi mewujudkan proporsi nilai yang diberikan kepada
pelangga. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya laba yang
diperoleh organisasi. Contoh model struktur biaya perusahaan penerbangan dengan
segmen pelanggan dan proposisi nilai yang berbeda.
Dalam mengadopsi BMC ini Pertamedika tinggal
membentuk focus group discussion yang akan membahas masing elemen dan
faktor- faktor yang mempngaruhi dan dapat dilakukan analisa berulang. Setiap
level unit bisnis PT Pertamedika akan saling berbeda sesuai karakteristik unit
masing masing, namun dalam satu model dan bahasa yang sama, sehingga diyakini
akan cepat mendongkrak kinerja PT Pertamedika.
Salah satu contoh perusahaan yang
menggunakan BMC adalah Google. Inc., sebagai berikut:
Semua aspek bisnis google
inc berdada dalam satu kanvas, yang secara bersama menjadi fakor yang diperhitungkan
dalam mengantar values kepada pelanggan.
8. Leadership, faktor sentral efektifitas
organisasi
Disamping model bisnis yang
perlu dibuat apakah baru sama sekali ataupun model bisnis perbaikan, buat
pertamedika juga diperlukan kajian sebuah model efektifitas organisasi untuk
menjamin tercapainya PT Pertamedika yang sehat dan maju. Model berikut akan
sangat membantu dalam menilai apakah organisasi PT Pertamedika saat ini efektif
dalam membangun citra perusahaan yang baik.

Berdasarkan model diatas leadership merupakan faktor kunci keberhasilan mencapai kinerja perusahaan. Pertanyaan besarnya adalah apakah leadership yang diterapkan sekarang sudah tepat dengan karakter bisnis Pertamedika. Beberapa tipe leadership hanya cocok pada suatu perusahaan pada regional tertentu dan masa tertentu dan sama sekali tidak cocok diempat lain.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah tipe ladership yang diterapkan
sekarang merupakan faktor pendorong atau malah menghambat laju perusahaan.
Beberapa karakter leadership yang saling antagonis sangat perlu dikaji, mana
yang lebih tepat. Misalnya pilihan leadership tertutup atau terbuka,
instruksional atau koperatif, diktator atau demokratis dan lain sebagainya
termasuk kepemimpinan tua atau muda, dan leadership gaya sipil atau militer.
Semua adalah pilihan pilihan yang tersedia dan perlu dikaji secara mendalam.
Semua memiliki konsekuensi tercapainya organization performance yang baik,
dalam bahasan ini akan berbunyi. Leadership yang baik dan tepat akan membawa PT
Pertamedika menjadi perusahaan yang sehat dan maju. Serta jika leadrship yang
dikembangkan penuh dengan karakter yang tidak baik, maka alamat PT Pertamedika
menuju sakit dan mundur.
9. Indikator PT Pertamedika yang sehat dan
maju.
Indikator perusahaan haruslah dilihat dari beberapa aspek, yakni :
pertama aspek keuangan dengan berbagai indikator standar; aspek pelanggan
dengan indikator kepuasan pelanggan;
aspek pekerja dengan indikator kepuasan pekerja. Beberapa indikator
keuangan ditenukan dalam bentuk rasio. Rasio keuangan adalah
perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu
indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu (Erich A Helfert, 1996). Jenis-jenis rasio keuangan:
1. Likuiditas
Menurut SK Menteri Keuangan RI
No.826/KMK.013/1992, likuiditas merupakan perbandingan antara aktiva lancar
dengan utang lancar. Likuiditas (Riyanto, 1995) adalah berhubungan dengan
masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang
segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki
oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari
perusahaan yang bersangkutan.
Suatu perusahaan yang mempunyai
kekutan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut
adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah
illikuid.
Variabel likuiditas dalam penelitian ini diukur
dengan current ratio (CR). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.
2. Current Ratio
Untuk mengukur kemampuan bank
dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan
alat-alat likuid yang dimilikinya. Alat Likuid: uang kas di bank dan rekening
giro yang disimpan di Bank Indonesia.
3. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Jumlah laba bersih sering dibandingkan
dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva,
ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari
beberapa tingkat aktivitas atau investasi.
4. Solvabilitas
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan
(Riyanto, 1995). Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek dan jangka
panjang). Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya,
tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid.
Sebaliknya perusahaan yang insolvabel (tidak solvabel) tidak dengan sendirinya
bahwa perusahaan tersebut adalah juga likuid. Beberapa penilaian penting diketahui untuk
evaluasi seperti Gross Profit Margin = (Penjualan – HPP) / Penjualan Atau
Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan; Net Profit Margin = Laba setelah pajak (EAT)/Penjualan; Return On Investment (ROI)
ROI = Laba setelah pajak (EAT) / Total Aktiva yakni menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan; Net Profit Margin = Laba setelah pajak (EAT)/Penjualan; Return On Investment (ROI)
ROI = Laba setelah pajak (EAT) / Total Aktiva yakni menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
Sedangkan indikator
PT Pertamedika yang maju, setidaknya dapat dilihat dari tingkat penggunaan teknologi informasi
manajemen; tingkat penggunaan teknologi informasi dalam medical recording; tingkat
penggunaan teknologi medis terbaru;
serta tingkat penggunaan obat obat yang rasional berbasis ilmiah.
10. Kesimpulan
1.
Ekspektasi
Pekerja PT Pertamedika adalah salah satu alasan kenapa PT Pertamedika harus
sehat dan maju, agar bisa mencapai ekspektasi awal saat PT RSPP/ PT Pertamedika
didirikan.
2.
Keteladanan
implementasi Good Corporate Governance dan Values Pertamina,
adalah prasyarat mutlak bagi tercapainya anak Perusahaan Pertamina yang sehat
dan maju.
3.
Bussiness
Model Canvas, adalah tools terpilih yang disarankan dipalikasikan untuk
mencapai performa PT Pertamedika yang sehat dan maju.
4.
Leadership
merupakan faktor sentral efektifitas organisasi. Leadership yang baik dan cocok
dengan karakter bisnis Pertamedika menjadi bagian penting yang harus selalu
dibangun dan dikritisi.
5.
Performa
PT Pertamedika yang sehat dan maju adalah dambaan pekerja.
11. Penutup
Demikianlah
presentasi singkat ini, mudah-mudahan dapat membuka cakrawala berfikir dan
membuka peluang untuk diskusi lebih lanjut serta membuka peluang untuk
diaplikasikan. Adalah merupakan kehormatan bagi WKP Pertamedika jika paparan
ini menjadi masukan yang berarti bagi PT Pertamina sebagai owner. Semoga, Amiin
Ya Rabbal Alamiin.
Referensi:
1_Osterwalder A and Pigneur Y, 2010,
Business Model Generation, John Willey & Son INC, New Jersey. 2_Tata kelalola perusahaan, www. pertamina co.id.
_________________________________________________________________
WKPNews@2015
*)Dipresentasikan
dalam acara Ulang Tahun WKP Pertamedika ke 14, Graha RSPP
Jakarta, 26 Januari 2015.
**)Ketua DPP WKP Pertamedika2014-2016
**)Ketua DPP WKP Pertamedika2014-2016
Doktor Ilmu
Ekonomi Manajemen Bisnis
Doktor Ilmu Bedah Orthopaedi & Traumatologi
Magister Kesehatan
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi & Traumatologi RS Pusat Pertamina
Doktor Ilmu Bedah Orthopaedi & Traumatologi
Magister Kesehatan
Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi & Traumatologi RS Pusat Pertamina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar