"SUKSESKAN RAKERCAB SERIKAT PEKERJA DPC RSPP, 25 S.D 26 OKTOBER 2016 ...............................................................24 NOPEMBER ..................................HUT SERIKAT PEKERJA PERTAMEDIKA KE 16"

Minggu, 25 Januari 2015

ULANG TAHUN WKP PERTAMEDIKA KE 14

MEMBANGUN

ANAK PERUSAHAAN PERTAMINA

(PT PERTAMINA BINA MEDIKA)

YANG SEHAT DAN MAJU *)


OLEH:


Dr.Dr.dr. Norman Zainal, SpOT.,M.Kes. **)


DEWAN PIMPINAN PUSAT WADAH KOMUNIKASI PEKERJA (WKP)

/ SERIKAT PEKERJA PT PERTAMEDIKA

JAKARTA

2015

___________________________________


KATA PENGANTAR



Assalamu'alaikum wrwb.

Memperingati ulang tahun Wadah Komunikasi Pekerja (WKP) / Serikat Pekerja PT Pertamedika ke 14, Dewan Pimpinan Pusat Wadah Komunikasi Pekerja (WKP) / Serikat Pekerja PT Pertamedika (DPP WKP Pertamedika), berupaya menyelenggarakan kegiatan yang bersifat konstruktif bagi perkembangan PT Pertamedika. Kegiatan ini kami kemas dalam dua presentasi lmiah yakni  presentasi medis dan presentasi manajerial.

              Khusus presentasi ilmiah managerial, DPP WKP Pertamedika dalam rapat DPP memutuskan untuk mempresentasikan dari sudut pandang ilmu manajemen tentang pngelolaan PT Pertamedika. Berdasarkan berbagai pertimbangan, terutama keinginan unuk memberikan masukan ilmiah bagi manajemen PT Pertamedika, akhirnya presntasi ini kami beri judul “Membangun Anak Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan Maju”.

              Kami menyadari presentasi ini jauh dari sempurna, namun berharap akan membuka diskusi lebih lanjut bagi seluruh stake-holders PT. Pertamedika, terutama pekerja PT Pertamedika yang selalu berharap agar perusahaan ini makin sehat dan maju.

Billahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum wrwb,



DPP WKP Pertamedika.









1.       Pendahuluan.



Wadah Komunikasi Pekerja (WKP) / Serikat Pekerja PT Pertamedika merupakan mitra strategis dari PT Pertamina Bina Medika. Oleh sebab itulah DPP WKP Pertamedika, dalam memperingati hari ulang tahun yang ke 14 ini merasa perlu mengangkat topik diskusi yang sangat strategis pula bagi kepentingan bersama.

“Membangun Anak Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan Maju”, adalah topik menarik yang kami pilih untuk kita renungkan bersama, karena perusahaan yang sehat dan maju adalah dambaan bersama oleh seluruh stakeholders Pertamedika baik oleh manajemen perusahaan, pemilik parusahaan dalam hal ini PT Pertamina, maupun pekerja Pertamedika, serta suppliers dan terutama sekali pasien dan masyarakat umum sebagai customers, juga perusahaan health insurance dan perusahaan-perusahaan yang mempercayakan pengelolaaan kesehatan karyawan kepada PT Pertamedika.

PT Pertamedika yang sehat dan maju secara tidak langsung juga menjadi harapan Pemerintah Republik Indonesia, karena dapat menghambat lajunya masyarakat yang belanja kesehatan keluar negeri sehingga pasar kesehatan dalam negeri menjadi bergairah dan secara langsung dapat menghemat devisa. Kesemuanya itu akan bermanfaat bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan.


2.       Sejarah Pertamedika



Rumah Sakit Pertamina didirikan pada tahun 1967 atas gagasan Dr. Ibnu Soetowo yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina. Rumah Sakit tersebut kemudian diresmikan pada tahun 1972 oleh Presiden RI saat itu yaitu Jenderal Soeharto. Pada awal pendiriannya, Rumah Sakit Pertamina hanya dikhususkan untuk melayani perawatan dan pengobatan kesehatan pekerja Pertamina dan keluarganya. Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri minyak dan gas nasional maupun global, Pertamina melakukan upaya-upaya penataan seluruh aspek, yang dituangkan dalam Restrukturisasi Pertamina secara menyeluruh.

Restrukturisasi tersebut kemudian menuntut kemandirian sarana-sarana penunjang yang dimiliki Pertamina, mengingat bahwa Pertamina hanya akan bergerak pada bisnis intinya saja yaitu pengelolaan sumber daya minyak dan gas bumi, maka Pertamina melepaskan kegiatan-kegiatan yang tidak secara langsung berhubungan dengan core businessnya.

Pertamina bersama Yayasan Tabungan Pegawai Pertamina (berubah menjadi PT.Pertamina Saving Investment dan kemudian menjadi Pertamina Dana Ventura) mendirikan anak perusahaan untuk mengelola kegiatan pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, poliklinik serta akademi keperawatan yang dimilikinya dengan nama Perseroan Terbatas Rumah Sakit Pusat Pertamina (disingkat PT.RSPP).

PT.RSPP didirikan berdasarkan Akta Nomor 30 tanggal 21 Oktober 1997 yang dibuat di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia di bawah Nomor. C2-18 HT 01.01. Th.98 tanggal 12 Januari 1998. Melalui RUPS-LB tanggal 17 April 2002 yang telah dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan RUPS-LB No.17 tanggal 20 Mei 2002 dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM RI No. C-12195 HT. 01.04. Th. 2002 tanggal 4 Juli 2002, PT.RSPP berganti nama menjadi PT. Pertamina Bina Medika (PT. Pertamedika).

Pertamedika diserahi tugas mengelola asset dan layanan kesehatan oleh Pertamina atas; 6 (enam) buah Rumah Sakit (RS.Pusat Pertamina Jakarta, RS. Pertamina Jaya Jakarta, RS. Pertamina Prabumulih, RS. Pertamina Balikpapan, RS. Pertamina Cirebon, RS. Pertamina Tanjung, 19 (sembilan belas) Poliklinik (Medical Centre) di wilayah Jabodetabek, sebuah Akademi Keperawatan serta sebuah unit Manajemen Pengendalian Pemeliharaan Kesehatan (MPPK).

Pada tanggal 21 Oktober 2002, Pertamedika bekerjasama dengan pihak swasta mengelola Pertamedika Hospital Tarakan (PHT) Kalimantan Timur, pada tahun 2009 pengelolaannya dilakukan secara penuh oleh Pertamedika.

Akademi Keperawatan (Akper) Pertamedika yang didirikan berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No.130/Kep/Diknakes/VI/1989 tanggal 15 Mei 1989 dikembangkan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Pertamedika pada tahun 2008 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.25/D/0/2008 tanggal 13 Maret 2008.






3.       Profil RS Pusat Pertamina Sebagai Unit Terbesar



Lebih dari 43 tahun sejak berdirinya, tepatnya diresmikan penggunaannya pada tanggal 6 Januari 1972, kami telah melalui jalan panjang dan berliku, namun berkat dukungan semua pihak, kami dapat melalui sampai titik kesuksesan saat ini. Berlokasi di strategis area perbisnisan daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Berdiri diatas lahan seluas 31.420 m2 dan luas bangunan lebih dari 40.000 m2. Mudah dijangkau dari berbagai tempat seJabodetabek, baik dengan transportasi umum ataupun dengan kendaraan pribadi.



Terlebih lagi kami juga mempunyai fasilitas Helipad (lapangan tempat pendaratan pesawat helikopter) untuk akomodasi kasus darurat agar cepat ditangani, mengingat keadaan lalu lintas di kota Jakarta yang sangat padat. Saat ini RSPP didukung oleh lebih dari 1000 orang tenaga profesional, yang terdiri dari 77 dokter spesialis, 38 dokter umum, 569 staf perawat kesehatan terlatih, 143 tenaga penunjang medis dan 304 personal non medis.


Dalam upaya untuk memberikan layanan kesehatan semaksimal mungkin, RSPP dilengkapi peralatan kedokteran yang modern dan canggih, antara lain : Lithostar, CT Scan Multislice, Gamma Kamera, MRI, Mammography, Linear Accelerator, ESMR (Extracorporeal Shockwave Myocardial Revascularization), ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy) and Deep Penetrating Electro Magnetic Therapy dan lain-lain, staf medis kami memberikan layanan dalam balutan sentuhan hangat kemanusiaan dan personal di lingkungan yang penuh privasi, dari segalanya kami yang terbaik untuk Anda.
4.       Ekspektasi Pekerja PT Pertamedika.



Berasal dari kata ex·pec·ta·tion noun \ˌek-ˌspek-ˈtā-shən\ :  a feeling or belief about how successful, good, etc., someone or something will be (encyclopaedia britannica). Keyakinan bahwa kesuksesan ataupun kondisi yang lebih baik akan diperoleh seseorang. Pada umumnya dalam bahasa Indonsia ekspektasi adalah harapan besar yang di bebankan kepada orang lain atau sesuatu apapun bentuknya, yang di anggap akan mampu membawa dampak yang baik atau lebih baik.
Ekspektasi atau harapan pekerja PT Pertamedika terhadap PT Pertamedika tidaklah terlalu tinggi dan tidak muluk-muluk. Ekspektasi pekerja Pertamedika sebetulnya cenderung realistis. Jika kita simak kembali sejarah berdirinya PT Pertamedika, berasal dari RS Pusat Pertamina dan Unit Pelayanan Kesehatan Pertamina di daerah, yang dibentuk menjadi PT. RSPP. Pada awalnya sebagian besar karyawannya adalah pegawai Pertamina yang dipensiunkan dari Pertamina dan dianggkat sebagai karyawan PT RSPP. Pada saat sosialisasi tersebut disajikan prospek penghasilan karyawan PT RSPP,  yang mana penawaran saat itu adalah penghasilan karyawan PT RSPP lebih rendah yakni 80% dari penghasilan karyawan Pertamina, namun diberikan kelaluasaan mengelola sendiri PT RSPP yang mandiri.
Diperkirakan saat itu dengan penawaran tersebut karyawan Pertamina yang dialihkan menjadi karyawan PT RSPP tidak akan berkurang penghasilannya. Atau dengan kata lain PT RSPP diperkirakan mampu membayar gaji karyawan yang layak yang setara Pertamina. Tentu saja perhitungan diatas melalui kajian mendalam dari Pertamina dalam rangkan restrukturisasi Pertamina yang harus fokus dengan bisns inti. Pada awalnya penghasilan karyawan PT RSPP dihitung berdasarkan gaji pokok 80% dari karyawan Pertamina terlaksana dengan baik. Namun seiring dengan perjalanan waktu, ternyata penghasilan karyawan Pertamina naik pesat, sementara penghasilan karyawan PT RSPP yang sekarang jadi PT Pertamedika naik lambat, malah kalah dengan laju inflasi. Kalau dibandingakan penghasilan karyawan PT Pertamedika dengan karyawan PT Pertamina yang setara pendidikan dan masa kerjanya, mungkin penghasilan pekerja PT Pertamedika hanya tinggal seperempat dari penghasilan pekerja PT Pertamina. Pertanyaan besar karyawan adalah apa yang salah? Paling tidak ada tiga kemungkinan, yakni: pertama, kajian Pertamina tenang pendirian PT RSPP kurang sempurna. Kedua, Pengelolaaan dan kemapuan mengoperasionalkan PT RSPP yang sekarang PT Pertamedika tidak sesuai harapan. Ketiga, PT Pertamina berkembang sangat pesat.
Apapun permasalahannya yang jelas pekerja Pertamedika yang merasakan akibatnya. Namun demikian WKP Pertamedika tidaklah dalam mencari siapa salah dan siapa benar. WKP Pertamedika selalu menjaga objektifitas dan berfikir positif, memutar otak memeras keringat serta menahan ngantuk dan membanting ulang, bekerja keras, kerja,kerja dan kerja. Ekspektasi pekerja akan sangat berpengaruh pada kinerja pekerja. Pada kondisi tertentu ekspktasi dapat berbanding lurus dengan kinerja, tergantung faktor lain yang berpengaruh. Namun secara umum ekspektasi pekerja yang tinggi terhadap perusahaan akan menggairahkan dan meninggkatkan kinerja pekerja. Sebaliknya jika ekspektasi pekerja terhadap prusahaan rendah maka sangat menurunkan gairah bekerja, apalagi jika ekspektasinya sangat rendah sampai tidak ada harapan, maka sangat membahayakan perusahaan.

Dalam situasi dan kondisi seperti ini lah WKP Peramedika mempertegas peranannya sebagai mitra strategis manajemen PT Pertamedika. Kami kembali menggemakan ekspektasi atau harapan yang realistis yakni berharap dan berkeyakinan penuh bahwa ekspektasi awal bahwa penghasilan dan kesejahteraan pekerja PT Pertamedika berada di kisaran 80% dari penghasilan dan kesejahteraan karyawan PT Pertamina, sangat layak diwujudkan. Dengan dikumandangkannya ekspektasi yang realistis ini, kami berharap membawa beberapa manfaat, antara lain: pertama, membangkitkan semangat pekerja yang saat ini terasa kendor dan apatis; kedua, menumbuhkan semangat dan menjadi tantangan positif bagi manajemen yang saat ini terkesan lamban dan cenderung bekerja normatif rutinitas karena telah berada dizona nyaman; ketiga, membuka mata dan menarik perhatian PT Pertamina sebagai owner yang selama ini bagi pekerja terkesan membiarkan dan terkadang seperti menganak tirikan karena dibanding induknya PT Pertamedika terlalu kecil dan kurus. Bagaimana mungkin PT Pertamedika bisa sehat dan maju jika induknya sendiri kurang perhatian. Namun kami yakin dangan transformasi Pertamina dan pergantian pucuk pimpinan PT Pertamina, semoga PT Pertamedika sebagai anak perusahaan mendapat perhatian yang lebih baik.

Sebagai wujud kepedulian kami terhadap ekspektasi dan harapan PT Pertamedika yang sehat dan maju, maka pada tanggal 23 Januari 2015 kami telah mengirimkan surat kepada Bapak Dirut Pertamina agar segera melakukan reformasi, reorganisasi dan redefinisi serta revitalisasi PT Pertamedika, yang tembusannya secara transparan kami sampaikan kepada Dirut Pertamedika dan Dewan Komisaris PT Pertamdika. Kegiatan ini kami lakukan semata mata untuk tujuan mulia agar bisa meraih peluang dan memenangkan persaingan bisnis dalam industri healthcare dan perumah-sakitan dimasa datang, disamping itu kami juga yakin pemahaman yang sama juga ada pada manajemen Pertamedika. Tidak berhenti dengan hanya sekedar memohon perbaikan kepada owner, melalui paparan berikut kami sampaikan upaya untuk mewujudkan ekspktasi yang realistis dari pekerja PT Pertamedika.



5.    Konsep dan kerangka berfikir

Berdasarkan ekspektasi pekerja yang realistik seperti disajikan sebelumnya yakni memproleh penghasilan dan kesejahteraan sebesar 80% dari pekerja Pertamina, maka lanjutannya adalah apa yang harus  dilakukan. Tidak ada cara yang lebih baik selain melakukan tinjauan ilmiah. Kerangka berfikir ilmiah akan menuntun kita ke jalan yang benar. Maka berikut ini kami sajikan konsep atau kerangka berfikir dalam bentuk skema sebagai berikut:

Ekspektasi atau harapan pekerja Pertamedika serta outcome yang ingin dicapai sudah sangat jelas, sekarang bagaimana upaya ““Membangun Anak Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan Maju”. Bagan berikut ini mencoba menjelaskannya.


Prasyarat utama dalam “Membangun Anak Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan Maju” adalah sifat dan karakter yang baik, beruntung sekali PT Pertamina sebagai induk telah menanamkan sifat dan karakter yang baik ini yang dituangkan dalam bentuk GCG PT Pertamina dan Values PT Pertamina. Sudah selayaknya GCG dan Values Pertamina ini diturunkan secara “genetik” pada PT Pertamedika sebagai anak perusahaan.


Sementara proses “Membangun Anak Perusahaan Pertamina (PT Pertamedika) Yang Sehat dan Maju” setidaknya memerlukan tuntunan dua buah model yakni business model dan organization efectiveness model. Keduanya akan dipaparkan pada bagian berikut.


Sedangkan out put dari proses yang dijalankan harus memenuhi dua kriteria, yakni sehat dan maju. Indikator perusahaan haruslah dilihat dari beberapa aspek, yakni : pertama aspek kuangan dengan berbagai indikator standar; aspek pelanggan dengan indikator kepuasan pelanggan;  aspek pekerja dengan indikator kepuasan pekerja.


Terakhir output yang diinginkan adalah  PT Pertamedika yang maju, setidaknya dapat dilihat dari: pertama, tingkat penggunaan teknologi informasi manajemen; kedua, tingkat penggunaan teknologi informasi dalam medical recording; ketiga, tingka penggunaan teknologi medis terbaru; keempat, tingkat penggunaan obat obat yang rasional berbasis ilmiah.


6.       Good Corporate Governance, prasyarat bagi tercapainya anak Perusahaan Pertamina yang sehat dan maju.



Penerapan prinsip-prinsip GCG akan meningkatkan citra dan kinerja Perusahaan serta meningkatkan nilai Perusahaan bagi Pemegang Saham.

Tujuan penerapan GCG adalah:


  1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan;
  2. Terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri;
  3. Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh Organ Perusahaan yang didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;
  4. Terlaksananya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders;
  5. Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang energi dan petrokimia.

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) adalah:

  1. Transparansi

Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan;

  1. Kemandirian

Keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

  1. Akuntabilitas

Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

  1. Pertanggungjawaban

Kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

  1. Kewajaran

Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Values (Tata Nilai)

  1. Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

  1. Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

  1. Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

  1. Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)

Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

  1. Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

  1. Capable (Berkemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

             

Persoalan utama dari GCG dan Values Pertamina ini adalah pada aspek implementasi dan keteladanan. Memberikan contah yang baik dari atasan akan mempercepat pelaksanaannya. Sebaliknya jika dari atasan tidak ada komimen ang kuat apalagi jika terkesan dilanggar, maka akan berakibat buruk bagi kelangsungan perusahaan.



7.       Bussiness Model Canvas (BMC), tools terpilih untuk mencapai performa PT Pertamedika yang  sehat dan maju.



Sebagai perusahaan tentulah PT Pertamedika memiliki business model, walaupun sejujurnya DPP WKP Pertamedika belum pernah melihatnya . Banyak business model yang dapat diadopsi dan digunakan. Kejelian memilih model bisnis ini merupakan salah satu faktor keberhasilan banyak perusahaan akhir-akhir ini. Pertimbangan lain dari pmbahasan business model untuk Pertamedika ini adalah usia PT Pertamedika yang sudah masuk tahun ke 16, sehingga sangat layak untuk dilakukan penysuaian sebagai adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat jauh berbeda dibanding 16 tahun yang lalu.

Kiranya tidaklah berlebihan jika kami mengusulkan agar PT Pertamedika menggunakan business model yang relatif baru yakni Bussiness Model Canvas (BMC) yang diformulasikan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur ini. 


Sejak munculnya praktik e-commerce, model bisnis menjadi salah satu konsep yang paling menonjol diantara konsep-konsep manajemen yang lain. Hadirnya e-commerce membuat para praktisi bisnis mengubah total model bisnis lama menjadi model bisns baru yang lbih sesuai. Penybab utama kepopuleran model bisnis adalah karena ditengarai banyak organisasi yang tumbuh pesa karena kemampuanna menciptakan  model bisnis yang tepat. Dengan pendekatan kanvas, model bisnis bisa ditampilkan dalam satu lembar kanvas yang berisi peta sembilan elemen. Karena kesederhanaannya metode ini dapat mendorong sebanyak mungkin karyawan terlibat dalam pengembangan model bisnis organisasinya.

Para akademisi menjelaskan pengertian model bisnis dalam tiga kelompok.  Pertama model bisnis sebagai metode atau cara, model bisnis sebagai aspek dari komponen-komponennya dan model bisnis sebagai strategi. Elemen BMC mencakup customer segment, value preposition, channel, customer relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partnership, dan cost structure.  Penysunan model ini dimulai dari customer segment, diikuti dengan value preposition, channel, customer relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partnership, dan cost structure.  Untuk mengembangkan BMC, perusahaan dapat memulai dari memotret kondisi saat ini menggunakan SWOT analysis. Hasil analisa dapat digunakan untuk merancang model perbaikan maupun model masa depan.

              Bagan dibawah adalah template dari business model kanvas dari Osterwalder.



Elemen pertama dari BMC adalah customer segment, dalam menjalankan roda bisnisnya perusahaan harus menetapkan siapa yang harus dilayani. Segmen pelanggan yang harus dilayani bisa lebih dari satu tergantung keinginan. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen lain dalam model bisnis.

                                  
        Elemen kedua dari BMC, yaitu Value Proposition.  Value Proposition adalah manfaat yang ditawarkan organisasi kepada segmen pasar yang dilayani. Tentu saja Value Proposition akan menentukan segmen pelanggan yang dipilih atau sebaliknya. Value Proposition juga akan mempengaruhi komponen lain seperti Channel dan Customer Relationship. Sebagai contoh kreativitas perusahaan ritel di Indonesia dalam menciptakan Value Proposition.
       Elemen ketiga dalam BMB, yaitu Channels. Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan Value Proposition kepada Costumer Segment yang dilayani. Channel berfungsi dalam beberapa tahapan mulai dari kesadaran pelanggan sampai kepelayanan purna jual. Dua elemen lain yang harus diperhitungkan secara cermat dalam membuat model Chennel adalah Value Proposition dan ostumer Segment. Sebuah perusahaan konsultasi manajemen dan operator telepon seluler sebagai contoh penetapan Channel yang kreatif.
        Elemen keempat BMC yaitu Revenua Stream. Revenua Stream merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umumnya organisasi memperoleh pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian banyak organisasi bisa membuka aliran masuk pendapatan dari kantong bukan pelanggan langsung.  Sebagai contoh organisasi ritel, jasa pengelola jalan tol, dan media penciptaan aliran pendapatan secara kreatif.

       Elemen kelima dari BMC yaitu Costumer Relationship, yatu cara organisasi menjalin ikatan dengan pelanggannya. Perusahaan infrastruktur, jasa transportasi darat, dan jasa hotel untuk menunjukkan bahwa model hubungan dengan pelanggan perlu didesain secara kreatif.

        Elemen keenam dari BMC, yaitu Key Activities. Key Activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan Proposi Nilai. Beberapa aktifitas perusahaan dapat jadi contoh model Key Activitues seperti perusahaan penyedia energi listrik dan manufaktur mobil di Indonesia.

        Elemen ketujuh dar BMC, yaitu Key Resources. Key Resources adalah sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk mewujudkan proposi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi, peralatan, channel maupun brand.  Contohnya perusahaan penebangan yang  fenomenal dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan nilai yang dijanjikan kepada pelanggan

        Elemen  kedelapan yaitu Key Partnership. Key Partnership merupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk mewujudkan proposi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut. Pemanfaatan Key Partnership oleh perusahaan dapat bebentuk outsourcing, joint venture, join operation, atau aliansi strategis. Misal kreativitas mendesain model Key Partner pada perusahaan jasa perdagangan online dan ritel besar.

Cost Structure, yang merupakan elemen ke-9 dari BMC. Cost Structure adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan proporsi nilai yang diberikan kepada pelangga. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi. Contoh model struktur biaya perusahaan penerbangan dengan segmen pelanggan dan proposisi nilai yang berbeda.

Dalam mengadopsi BMC ini Pertamedika tinggal membentuk focus group discussion yang akan membahas masing elemen dan faktor- faktor yang mempngaruhi dan dapat dilakukan analisa berulang. Setiap level unit bisnis PT Pertamedika akan saling berbeda sesuai karakteristik unit masing masing, namun dalam satu model dan bahasa yang sama, sehingga diyakini akan cepat mendongkrak kinerja PT Pertamedika.

             Salah satu contoh perusahaan yang menggunakan BMC adalah Google. Inc., sebagai berikut:




Semua aspek bisnis google inc berdada dalam satu kanvas, yang secara bersama menjadi fakor yang diperhitungkan dalam mengantar values kepada pelanggan.

8.       Leadership, faktor sentral efektifitas organisasi

Disamping model bisnis yang perlu dibuat apakah baru sama sekali ataupun model bisnis perbaikan, buat pertamedika juga diperlukan kajian sebuah model efektifitas organisasi untuk menjamin tercapainya PT Pertamedika yang sehat dan maju. Model berikut akan sangat membantu dalam menilai apakah organisasi PT Pertamedika saat ini efektif dalam membangun citra perusahaan yang baik.
                                            
Berdasarkan model diatas leadership merupakan faktor kunci keberhasilan mencapai kinerja perusahaan. Pertanyaan besarnya adalah apakah leadership yang diterapkan sekarang sudah tepat dengan karakter bisnis Pertamedika. Beberapa tipe leadership hanya cocok pada suatu perusahaan pada regional tertentu dan masa tertentu dan sama sekali tidak cocok diempat lain.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah tipe ladership yang diterapkan sekarang merupakan faktor pendorong atau malah menghambat laju perusahaan. Beberapa karakter leadership yang saling antagonis sangat perlu dikaji, mana yang lebih tepat. Misalnya pilihan leadership tertutup atau terbuka, instruksional atau koperatif, diktator atau demokratis dan lain sebagainya termasuk kepemimpinan tua atau muda, dan leadership gaya sipil atau militer. Semua adalah pilihan pilihan yang tersedia dan perlu dikaji secara mendalam.

Semua memiliki konsekuensi tercapainya organization performance yang baik, dalam bahasan ini akan berbunyi. Leadership yang baik dan tepat akan membawa PT Pertamedika menjadi perusahaan yang sehat dan maju. Serta jika leadrship yang dikembangkan penuh dengan karakter yang tidak baik, maka alamat PT Pertamedika menuju sakit dan mundur.

9.       Indikator PT Pertamedika yang sehat dan maju.



Indikator perusahaan haruslah dilihat dari beberapa aspek, yakni : pertama aspek keuangan dengan berbagai indikator standar; aspek pelanggan dengan indikator kepuasan pelanggan;  aspek pekerja dengan indikator kepuasan pekerja. Beberapa indikator keuangan ditenukan dalam bentuk rasio. Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu (Erich A Helfert, 1996).   Jenis-jenis rasio keuangan:

1. Likuiditas

Menurut SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992, likuiditas merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Likuiditas (Riyanto, 1995) adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan.

Suatu perusahaan yang mempunyai kekutan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.

Variabel likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio (CR). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.



2. Current Ratio

Untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat-alat likuid yang dimilikinya. Alat Likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia.



3. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Jumlah laba bersih sering dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi.



4. Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan (Riyanto, 1995). Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek dan jangka panjang). Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya, tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya perusahaan yang insolvabel (tidak solvabel) tidak dengan sendirinya bahwa perusahaan tersebut adalah juga likuid.  Beberapa penilaian penting diketahui untuk evaluasi seperti Gross Profit Margin = (Penjualan – HPP) / Penjualan Atau
Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan; Net Profit Margin = Laba setelah pajak (EAT)/Penjualan; Return On Investment (ROI)
ROI = Laba setelah pajak (EAT) / Total Aktiva yakni menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

Sedangkan indikator PT Pertamedika yang maju, setidaknya dapat dilihat dari  tingkat penggunaan teknologi informasi manajemen; tingkat penggunaan teknologi informasi dalam medical recording; tingkat penggunaan teknologi medis terbaru;  serta tingkat penggunaan obat obat yang rasional berbasis ilmiah.



10.   Kesimpulan



1.       Ekspektasi Pekerja PT Pertamedika adalah salah satu alasan kenapa PT Pertamedika harus sehat dan maju, agar bisa mencapai ekspektasi awal saat PT RSPP/ PT Pertamedika didirikan.

2.       Keteladanan implementasi Good Corporate Governance dan Values Pertamina, adalah prasyarat mutlak bagi tercapainya anak Perusahaan Pertamina yang sehat dan maju.

3.       Bussiness Model Canvas, adalah tools terpilih yang disarankan dipalikasikan untuk mencapai performa PT Pertamedika yang sehat dan maju.

4.       Leadership merupakan faktor sentral efektifitas organisasi. Leadership yang baik dan cocok dengan karakter bisnis Pertamedika menjadi bagian penting yang harus selalu dibangun dan dikritisi.

5.       Performa PT Pertamedika yang sehat dan maju adalah dambaan pekerja.



11.   Penutup



Demikianlah presentasi singkat ini, mudah-mudahan dapat membuka cakrawala berfikir dan membuka peluang untuk diskusi lebih lanjut serta membuka peluang untuk diaplikasikan. Adalah merupakan kehormatan bagi WKP Pertamedika jika paparan ini menjadi masukan yang berarti bagi PT Pertamina sebagai owner. Semoga, Amiin Ya Rabbal Alamiin.



Referensi:
1_Osterwalder A and Pigneur Y, 2010, Business Model Generation, John Willey & Son INC, New Jersey. 
2_Tata kelalola perusahaan, www. pertamina co.id. 
_________________________________________________________________
 

WKPNews@2015 
  *)Dipresentasikan dalam acara Ulang Tahun WKP Pertamedika ke 14, Graha   RSPP  Jakarta, 26 Januari 2015. 
**)Ketua DPP WKP Pertamedika2014-2016
     Doktor Ilmu Ekonomi Manajemen Bisnis
     Doktor Ilmu Bedah Orthopaedi & Traumatologi
     Magister Kesehatan 
     Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi & Traumatologi RS Pusat Pertamina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

P
P
S
R
C
P
D
P
K
W